top of page

Konser Musik Spasial: Echoes of the Displaced dan Gamelan Kalatidha di Lokananta

  • Gambar penulis: Admin
    Admin
  • 11 Jul
  • 3 menit membaca

Lokananta X Art Music Today 

Lokananta bekerjasama dengan Art Music Today Yogyakarta didukung Seruniaudio dan Lokonaudio sukses menggelar Konser Musik Spasial dengan menampilkan Echoes of The Displaced (Thelonious Hamel & Jenny Szabo), dan Wahyu Thoyyib Pambayun bersama Gamelan Kalatidha.  Agenda ini digelar di studio legendaris Lokananta, Surakarta, 24 Juni 2025 sebagai bagian dari program Lokananta Studio Gigs. 


Spasial Musik Konser

Sistem tata suara acara ini menggunakan konsep spasialisasi berbasis objek yang dibangun dari awal dan dikembangkan oleh laboratorium Lokonaudio. Dalam konser ini, Lokonaudio menerapkan instalasi 12 speaker spatial independent channel ditambah sebuah extended subwoofer. 12 speaker disusun melingkar mengelilingi audiens, memungkinkan seluruh audiens menikmati spektrum suara secara terbuka dan dinamis. 


“Konsep konser dan sistem tata suara ini memungkinkan kami sebagai pemain gamelan menikmati suara ansambel gamelan yang murni, organik. Seperti tidak terasa ada amplifikasi. Ini pengalaman pertama bagi kami di Gamelan Kalatidha, dan sejujurnya sudah menjadi angan-angan sejak lama bisa mementaskan karya dengan sistem spasial ini,” ujar Wahyu Thoyyib Pambayun. 

peletakan speaker untuk spasial musik konser
Penempatan speaker

Echoes of The Displaced (Thelonious Hamel & Jenny Szabo) menyajikan musik elektro-akustik dengan body movement. Thelonious Hamel dan Jenny Szabo mengatakan bahwa ruang adalah aspek penting dalam karya mereka. “Bagi kami ruang adalah instrumen seperti layaknya alat musik atau komputer.


Pemahaman ini memang menjadi sangat kompleks, karena kami merespon ruang sebagai sesuatu yang hidup dan dinamis, misalnya ketika saya mengolah feedback yang dihasilkan dari klarinet, baik secara spontan/improvisasi maupun yang sudah terkonsep, maka kondisi ruang dan sistem yang dirancang untuk mengirimkan bunyi ke audiens menjadi sangat vital. Tapi Lokonaudio berhasil mewujudkan target artistik karya kami ini. Kami seperti bermimpi,” ujar Theloniuos dan Jenny Szabo. 


“Pergelaran ini merupakan fenomena langka, karena baru pertama kali diselenggarakan di Solo, dan kami senang sekali karena seluruh audiens dapat menikmati sajian ini, dan terlihat mereka sangat terkesan. Kurang lebih 50an audiens yang hadir di konser ini saya kira menjadi bisa memperbaharui pengalaman mendengar mereka”, ujar Erie Setiawan, manajer produksi konser ini.



** 

THELONIOUS HAMEL adalah seorang musisi multidisipliner, komponis, dan seniman pertunjukan asal Austria. Ia telah memiliki banyak pengalaman sebagai komponis musik film, penyelenggaraan festival, serta instalasi seni. Thelonious mengembangkan gaya organik yang mengalir antara elektro akustik, desain suara, permainan klarinet, dan pendekatan musikal eksperimental. 

Thelonious Hamel di Lokananta
Thelonious Hamel

Instagram: @theloniousmusic


Jenny Szabo adalah pemain teater dengan perjalanan artistik di IWANSON International School of Contemporary Dance di Munich, sembari menempuh studi di bidang manajemen media dan komunikasi. Pada tahun 2015, ia memperoleh beasiswa Fulbright yang membawanya ke Binghamton University di Amerika Serikat, memperdalam keterlibatannya dengan isu-isu politik dan sosial.


Sekembalinya ke Eropa, ia bekerja sebagai manajer proyek dan penari, menjalani pelatihan akting, dan tampil dalam pementasan Desire Caught by the Tail karya Picasso di Swiss. Pada tahun 2019, ia meraih gelar MA dalam Teater Fisik di Accademia Teatro Dimitri sebagai penerima Beasiswa Keunggulan Pemerintah Swiss, dan pada tahun yang sama, ia menampilkan pertunjukan solonya yang berjudul PITCH! untuk pertama kalinya.

Jenny Szabo di Lokananta
Jenny Szabo

Sejak pindah ke Salzburg pada tahun 2020, Jenny aktif mencipta dan tampil dalam berbagai proyek teater dan film, serta memulai debut pertunjukan solo di OFF Theater Salzburg. Ia juga ikut mengorganisasi FACTORY-FREE ART SPACE Festival yang digelar setiap tahun. Jenny telah mengikuti berbagai lokakarya lintas disiplin—mulai dari seni peran dan tari hingga clowning, topeng, teater objek, dan improvisasi—dan dikenal karena karyanya yang menggabungkan pertunjukan fisik dengan seni multimedia. Dalam karyanya, ia berupaya memecah pola konsumsi dan persepsi yang kaku dengan menyisipkan isu-isu sosial melalui pendekatan yang ringan, jenaka, dan puitis. Melalui seni, Jenny tidak hanya mendorong batas-batas konvensi, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk mengeksplorasi kekayaan dan keragaman seni dalam segala bentuknya.


Wahyu Thoyyib Pambayun adalah seorang komponis, pemusik gamelan, dan pengajar gamelan. Sebagai komponis, ia menyusun komposisi baru dengan dasar pengetahuan dan praktik gamelan tradisi yang kuat. Ia aktif melakukan riset mengenai perluasan bahasa musikal gamelan Jawa serta menggubah musik untuk beragam bentuk pertunjukan, seperti konser, tari, wayang, hingga film. Pada tahun 2016, Wahyu Thoyyib bersama Nanang Bayu Aji mendirikan Gamelan Kalatidha, sebuah kelompok gamelan yang beranggotakan pengrawit multi-instrumen  yang berfokus pada penciptaan dan penyajian komposisi baru.

Wahyu Thoyyib Pambayu di Lokananta
Wahyu Thoyyib Pambayu

Instagram: @wahyuthoyyib

Spotify: Wahyu Thoyyib Pambayu


Ditulis oleh Erie Setiawan



Komentar


bottom of page